Posted by : Unknown Friday, October 2, 2015

Sepertinya terdengar aneh, bahwa satu-satunya aturan dalam fotografi adalah tidak ada aturan. Namun, di sini Gue tulis ada 10 pedoman komposisi terpenting dalam dunia pemotretan.



Pedoman ini hampir selalu digunakan pada setiap situasi. Dimana dengan menerapkan pedoman ini maka akan meningkatkan kualitas setiap adegan atau situasi yang ada. Sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak pada kualitas foto yang Gue ambil.

Biasakan tips-tips ini untuk diterapkan disetiap pengambilan gambar. Ketika sudah terbiasa, maka kemampuan dalam melihat setiap momen akan lebih tajam dan menghasilkan kualitas momen yang baik.

10 pedoman komposisi dalam fotografi

Rule of Third

Perhatikan bagaimana bangunan dan cakrawala yang sejajar. Gambar oleh Trey Ratcliff

Gue mencoba melihat suatu potret pemandangan yang belum Gue ambil dengan kamera dengan membaginya menjadi 9 bagian. Dimana dari bidang pandang mata Gue bagi 2 garis vertikal dan 2 garis horizontal, tentunya dengan membagi luasan yang sama.

Inilah yang disebut rule of third. Membagi setiap view yang Gue lihat dengan cara seperti ini akan mempermudah Gue buat ngelihat titik-titik perpotongan pada view Gue sebagai elemen yang paling penting.

Dengan cara seperti ini Gue bisa menampakkan point of interest di bayangan Gue. Beberapa kamera ada opsi yang bisa memunculkan garis bantu di LCD seperti pada gambar di atas.

Balancing Element

Keseimbangan terjadi, antara bangunan dengan fokus benda yang diambil. Gambar oleh Shannon Kokoska.
Menempatkan subjet utama yang akan diambil tidak di tengah dengan menggunakan rule of third, akan menciptakan gambar yang lebih menarik. Disisi lain, cara ini akan memberikan ruang kosong pada momen yang diambil.

Untuk mencoba mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan "berat" subjek foto lain sebagai tambahan / penyeimbang subjek utamanya.

Leading Lines


Jalan di foto ini membawa mata Anda mengikuti jalurnya. Gambar oleh Pierre Metivier.
Saat mata manusia melihat foto atau suatu gambar, mata manusia secara alami akan mengikuti dan tertarik pada garis yang ada pada foto tersebut. Dengan hal yang natural dari mata manusia inilah Gue bisa berfikir bagaimana Gue mendapatkan scene yang memiliki komposisi dapat memperngaruhi mata yang melihat foto Gue.

Kalau Gue perhatikan foto di atas, benar, Gue rasakan mata Gue mengikuti kemana jalan itu mengarah. Itu alami. Pattern yang sering kali mata secara alami mengikutinya adalah pola garis lurus, zigzag, lengkung, diagonal, horizontal, radial, dan banyak lagi yang menarik mata Gue secara alami terbawa dengan pola yang terbentuk pada foto.

Symmetry and Pattern

Simetri kapel ini rusak oleh ember di pojok kanan bawah. Gambar oleh Fabio Montalto.

Manusia dikelilingi oleh pola dan hal yang simetris. Itu bisa saja alam maupun buatan manusia. Manusia bisa membuat komposisi yang eye-catching dengan terus mencoba mengeksplorasi lokasi -lokasi yang ada disekitarnya.

View Point

Sudut pandang yang tidak biasa dipilih menciptakan foto yang menarik dan sedikit abstrak. Image by ronsho.

Ketika akan mengambil gambar pada suatu momen. Gue coba untuk berfikir sejenak dari mana Gue akan mengambil gambar yang mau Gue jadikan object foto.

Dengan memikirkan sejenak dan benar dalam mengambil keputusan dalam memotret dari sudut mana, akan mempengaruhi maksud dari foto yang Gue ambil. Bisa jadi diambil dari atas, samping kanan, dari belakang, dari jarak yang sangat jauh, dan sangat dekat. Tergantung imajinasi dan sudut pandang seperti apa yang akan digunakan.

Background

Latar belakang yang polos dalam komposisi ini untuk memastikan tidak ada hal yang mengalihkan perhatian dari subjek. Gambar oleh Philipp Naderer.

Seringkali Gue ambil gambar dan hasil akhirnya ternyata subjek utama yang Gue mau tidak show up karena terpengaruh dengan latar belakang subjeknya.

Mata manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam membedakan unsur-unsur yang ada pada sebuah momen. Sedangkan kamera memiliki kecenderungan dalam meratakan foreground dan background. Hal ini seringkali menjadi faktor yang merusak maksud dari foto.

Masalah ini cukup mudah untuk diatasi dengan cara mencari background yang polos dan kemudian memfokuskan pada subjek yang dituju.

Depth

Menekankan momen dengan mengambil subjek [domba] yang menarik dari jarak yang bervariasi. Gambar oleh Jule Berlin
Fotografi berbeda dengan seni visual 3D. Fotografi perlu ekstra hati-hati dalam menyampaikan pesan yang diambil dari sebuah momen. Tidak hanya mengabadikan, terlihat cerah, indah, namun pesan yang diharapkan tidak muncul didalamnya.
Untuk mendaparkan depth atau tekanan yang mendalam dari sebuah gambar dengan cara membuat kedalaman dalam foto dengan obyek dari latar depan, tengah dan belakang. Teknik lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan komposisi tumpang tindih. Mata manusia secara alami akan menyadari adanya lapisan dari gambar yang terbentuk dan secara natural otak akan memisahkan mereka, dan mengkreasikan dengan sendirinya gambar yang lebih mendalam.

Framing

Here, the surrounding hills form a natural frame, and the piece of wood provides a focal point. Image by Sally Crossthwaite.
Banyak keadaan disekitar kita yang mana benda-benda yang ada membuat frame alami yang sempurna. Seperti misalnya pohon, lengkungan, dan lubang. Dengan mengkombinasikan komposisi ini ditempatkan di tepian gambar yang akan diambil, ini bisa membantu untuk mengisolasikan ubjek utama dari objek lainnya.
Hasilnya nanti akan  menjadi foto yang menarik mata secara alami untuk melihat subjek utamanya.

Cropping

Cut out all unnecessary details to keep keep the viewer's attention focused on the subject. Image by Hien Nguyen.
Tidak jarang Gue ambil foto yang mana kekuatan "maksud" foto berkurang karena subjek utama yang akan diambil terlalu kecil akibat pengaruh sekitarnya.

Dengan cropping sekitar subjek yang tidak penting, atau yang disebut "noise", sehingga subjek yang dimaksud mendapatkan perhatian dari mata pemandang.

Experimentation

Digital photography allows us to experiment with different compositions until we find the perfect one. Image by Jule Berlin.
Gue beruntung masuk ke era digital di dunia fotografi. Bukan dunia dimana kalau mau foto harus nunggu satu menit dulu baru gambar bisa ditangkap oleh kamera. Sehingga karena sulitnya pemotretan jaman purba dulu harga untuk foto keluarga saja mahalnya minta ampun.
Di era digital ini biaya lebih murah, kamera menangkap gambar hanya dalam hitungan detik. Kalau gambar jelek bisa dihapus tanpa harus mengurangi biaya. 
Dengan kemudahan inilah ekperimen perlu terus dilakukan. Trial & error, itu bisa menjadi pengalaman ilmu yang bermanfaat banget buat Gue.
Komposisi di dunia fotografi sangat penting untuk diperhatikan. Ketika memutuskan untuk mengambil gambar, cobalah untuk mengingat aturan di atas. Paling tidak mencoba untuk membiasakan. Sehingga akan meningkatkan kualitas foto akhir.

sumber : photographymad
Suka dengan artikel ini, 
Masukkan alamat email:


Delivered by FeedBurner

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Berlangganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Post Terkeren

Blog Archive

Powered by Blogger.

- Copyright © Aku Tuh Penggemar Seni Visual -akutuh-Disclaimer-Privacy Policy-About Us- Powered by Blogger - -